• MTS NEGERI AMBON (MATSANEBA)
  • "Together We Build, Together We Can"

Menanti Kepulangan Jemaah Haji Maluku: Dari Tanah Suci Menuju Pelukan Negeri Seribu Pulau

Riyadi Kamis, S.Pd., M.MPd. (Kepala MTs Negeri Ambon)
               Musim haji tidak hanya tentang keberangkatan menuju Tanah Suci, tapi tentang penantian yang penuh haru: menanti kepulangan para tamu Allah ke tanah air. Di berbagai penjuru Maluku, keluarga, tetangga, dan masyarakat kini mulai bersiap menyambut mereka yang telah menyelesaikan perjalanan spiritual terbesar dalam hidup—ibadah haji. Sebanyak 1.076 jemaah haji asal Maluku pada tahun 2025 telah berangkat dalam tiga kelompok terbang: kloter 22, 24, dan 26. Mereka telah menempuh ribuan kilometer, meninggalkan kampung halaman dengan hati yang penuh harapan dan kembali sebagai insan yang telah dimuliakan oleh Allah. Kini, saat kepulangan semakin dekat, kerinduan itu kian terasa nyata di rumah-rumah mereka. Dari Kota Ambon hingga Seram, dari Aru hingga Tual, masyarakat bersiap menyambut para haji dengan hati hangat. Anak-anak belajar menyebutkan kata "haji" dengan bangga, keluarga mulai menyiapkan hidangan khas daerah, dan masyarakat menantikan momen sujud syukur bersama di masjid. Suasana menjelang kepulangan ini menjadi semacam lebaran kedua: sarat cinta, doa, dan harapan. Di setiap kloter, terdapat kisah yang membekas. Kloter 22 membawa jemaah berjumlah 389 jemaah terdiri dari Jemaah Calon Haji Kota Ambon berjumlah 321 jemaah, Kab. Kep Aru 46 jemaah, Maluku Tenggara Barat 11 jemaah, MBD 7 jemaah, Kab. Buru 1 jemaah dan Pendamping Haji Daerah berjumlah 3 jemaah. Sedangkan Kloter 24 berjumlah 389 jemaah terdiri dari Jemaah Calon Haji Kota Tual berjumlah 100 jemaah, Kab. SBB 106 jemaah, Kab. Buru 100 jemaah, Kab. Maluku Tenggara berjumlah 80 jemaah dan PHD berjumlah 3 jemaah. Untuk kloter terakhir yaitu kloter 26 berjumlah 298 jemaah, terdiri dari Kab. Maluku Tengah 142 jemaah, Kab. SBT 102 jemaah, Kab. Buru Selatan berjumlah 48 jemaah, Kab. Buru sebanyak 3 jemaah dan PHD berjumlah 3 jemaah. (https://mediacenter.malukuprov.go.id/) Kini, semua daerah itu tengah bersiap membuka pelukan terbaik untuk menyambut kepulangan mereka. Mereka tak hanya pulang membawa gelar “haji” atau “hajjah”, mereka membawa cerita, pelajaran, dan keteladanan. Dari Mekkah dan Madinah, mereka menyimpan pengalaman spiritual yang tak ternilai—mengenal sabar dalam antrean, belajar ikhlas dalam kepanasan, dan merasakan persaudaraan lintas bangsa dalam ibadah. Kisah yang paling menyentuh adalah dari jemaah termuda berusia 18 tahun dan jemaah tertua berusia 94 tahun. Sang pemuda pulang dengan harapan menjadi pionir kebaikan di tengah masyarakat muda. Sementara sang lansia adalah teladan kekuatan iman di usia senja. Keduanya menjadi simbol bahwa haji adalah penyempurna perjalanan hidup manusia. Di balik itu semua, ada peran pemerintah daerah. Pemerintah Provinsi Maluku telah mengalokasikan Rp 12 miliar untuk mendukung kebutuhan para jemaah selama di Tanah Suci. Dukungan ini tak hanya bentuk tanggung jawab, tapi wujud cinta dan penghargaan kepada para pejuang iman dari Maluku.
               Kini, bandara Pattimura Ambon tak hanya menjadi titik awal keberangkatan, melainkan akan menjadi saksi kepulangan yang penuh haru. Para keluarga menanti dengan bunga di tangan, air mata bahagia di mata, dan doa yang tak pernah putus. Momen pertemuan kembali setelah lebih dari sebulan berpisah akan menjadi momen tak terlupakan. Masyarakat sekitar turut menyambut dengan doa dan harapan. Ada yang menyiapkan syukuran kecil, ada pula yang menggelar tahlil sebagai bentuk syukur atas keselamatan jemaah. Di masjid-masjid, nama-nama jemaah disebut dalam doa bersama, memohon agar kepulangan mereka selamat dan diberkahi. Kepulangan ini bukanlah akhir, namun awal dari peran baru. Jemaah haji diharapkan menjadi contoh di tengah masyarakat—dalam akhlak, kesabaran, dan kepedulian sosial. Mereka yang pernah berdiri di depan Ka’bah, menyaksikan jutaan manusia bersujud dalam satu kiblat, akan kembali sebagai penenang di tengah kegaduhan dunia yang semakin kompleks. Bagi sebagian keluarga, kepulangan ini adalah perwujudan dari doa bertahun-tahun. Ada istri yang menanti suaminya, ada anak yang rindu peluk ibunya, dan ada cucu yang tak sabar mencium tangan kakeknya. Tangis haru sudah mulai terasa bahkan sebelum pesawat mendarat. Di beberapa desa, masyarakat bahkan sudah mulai menyiapkan tradisi sambutan lokal. Ada yang akan menabuh tifa, ada yang membentangkan kain panjang di depan rumah, dan ada pula yang membuat syair pujian sebagai bentuk penghormatan. Hal ini tidak sekadar seremoni, tetapi penghargaan terhadap perjuangan spiritual. Perjalanan haji ini telah mengajarkan nilai integritas yang dalam. Tentang bagaimana manusia diuji tanpa kamera, tanpa tepuk tangan, hanya antara dirinya dan Tuhan. Integritas yang lahir dari pengalaman spiritual itu kini dibawa pulang, untuk kemudian menjadi sumber cahaya dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam konteks kebangsaan, jemaah haji adalah simbol bahwa nilai-nilai luhur bisa tumbuh dari akar budaya lokal. Mereka membuktikan bahwa warga dari pulau-pulau di timur Indonesia pun memiliki hak dan kemampuan yang sama untuk menunaikan rukun Islam kelima, bahkan dengan segala keterbatasan geografis. Kini, Maluku menanti. Tak hanya menanti fisik mereka yang kembali, tapi juga menanti keteladanan yang akan mereka bawa. Maluku menanti perubahan, menanti semangat baru, menanti kebaikan yang menular dari Mekkah ke kampung-kampung kecil di Laut Banda.
Saat kaki-kaki jemaah menginjak tanah air kembali, bukan hanya tanah yang mereka pijak yang akan merasakan keberkahan, ada lagi hati-hati yang merindukan keteladanan. Kepulangan mereka adalah kabar gembira, tak hanya bagi keluarga, tetapi bagi Maluku yang selalu haus akan contoh baik.
Tentu kita semua mendoakan untuk seluruh jemaah haji Maluku tahun 2025 kembali dalam keadaan sehat, selamat, dan membawa pulang haji yang mabrur. Semoga jejak-jejak spiritual di Tanah Suci terus hidup dalam tindakan, dalam tutur kata, dan dalam kasih kepada sesama. Karena sejatinya, haji yang paling indah adalah haji yang mampu mengubah hati dan menyinari lingkungan sekitarnya.

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
MTSN AMBON QURBAN 3 EKOR SAPI DARI TIM 7 GURU BERSAMA ORANG TUA

(SENIN 9/06/2025). Madrasah Tsanawiyah Negeri Ambon melalui tim 7 bersama guru dan orang tua murid tahun ini mengurbankan 3 ekor sapi yang disembelih di halaman MTsN Ambon. penyembeliha

09/06/2025 14:39 - Oleh Administrator - Dilihat 47 kali
GUNAKAN APLIKASI ZIPGRADE. MTSN AMBON ADAKAN UJIAN SEMESTER AKHIR DALAM JARINGAN

(MTSN AMBON). Ujian akhir semester di Madrasah Tsanawiyah Negeri Ambon dilaksanakan sejak tanggal 26 Mei hingga tanggal 4 Juni 2025. pelaksanaan ujian yang menjadi keharusan untuk diiku

04/06/2025 10:21 - Oleh Administrator - Dilihat 36 kali
UMUMKAN KELULUSAN, KEPALA MTSN AMBON UCAPKAN TERIMA KASIH KEPADA SELURUH WALI MURID

  (Senin, 02/6/2025) Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Ambon Riyadi Kamis, S.Ag, M.MPd didampingi para Wakil Kepala Madrasah dan wali kelas 9 menyampaikan Surat Keputusan Kelulusa

02/06/2025 16:11 - Oleh Administrator - Dilihat 92 kali
Hadiri Majelis Tasmi' Al Quran 5 dan 2 juz di Matsaneba, Kakan Kemenag Kota Ambon beri wejangan kepada para Hafiz dan Hafizah

(Ambon 23/03/2025). Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Ambon. H.R.A Fachrurrazy Hasannussi S.Fil.I. M.Si. hadir bersama jajaran pejabat Kantor Kemenag kota Ambon dalam kegiata Tasmi

23/05/2025 10:05 - Oleh Administrator - Dilihat 159 kali
Buka Workshop Pengembangan Kurikulum H.R.A. Fachrurrazy Launcing Penerapan madrasah digital di MTSN AMBON

Ambon (28/4). Terus bergerak mengembangkan digitalisasi Madrasah. MTsN Negeri Ambon kembali menggelar Workshop Kurikulum yang menyasar peningkatan kemampuan guru dalam memanfaatkan tekh

23/05/2025 08:09 - Oleh Administrator - Dilihat 26 kali